KEBIJAKAN BARU KONSUMSI JEMAAH HAJI 2016

Kementerian Agama terus berupaya meningkatkan layanan kepada jemaah haji Indonesia. Sejumlah kebijakan baru telah ditetapkan dalam penyelenggaraan haji tahun ini, salah satunya terkait dengan penyediaan konsumsi jemaah haji.

Pesan ini disampaikan Kepala Bidang Katering Haji Elmiyati saat memberikan materi pada peserta Orientasi Tenaga Musiman Haji yang digelar KJRI di Jeddah, Kamis (04/08). Kepada ratusan peserta orientasi, Elmiyati menjelaskan bahwa pelayanan konsumsi kepada jemaah haji Indonesia meliputi pelayanan konsumsi Jeddah, Madinah, Makkah, dan Armina. Menurutnya, kebijakan baru layanan konsumsi tahun ini antara lain: pemberian air minum selamat datang di Madinah pada saat jemaah tiba di hotel.

Selain itu, Kementerian Agama juga menambah pemberian makan di Makkah, dari yang awalnya 15 kali pada tahun lalu menjadi 24 kali (makan siang dan malam). Tambahan layanan juga diberlakukan di Armina, berupa penggunaan karpet dan Es batu di masing-masing tenda dan melakukan repeat order (kontrak ulang) kepada perusahaan yang mempunyai kinerja baik tahun lalu.

Selain kebijakan baru, Elmiyati juga memaparkan tentang tantangan yang harus dipahami di lapangan terkait konsumsi jemaah haji Indonesia agar bisa diantisipasi dan dicegah sedini mungkin. Menurutnya, ada sejumlah tantangan, baik layanan konsumsi di Madinah dan Makkah.

Belajar dari tahun sebelumnya, pada awal pelayanan, Elmiyati meminta petugas bisa mewaspadai dan mengantisipasi tantangan keterbatasan stockbahan baku dan tenaga kerja perusahaan katering. Petugas harus dapat memastikan seluruh perusahaan menyediakan konsumsi sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Tantangan lainnya, pada proses distribusi jemaah satu kloter yang menempati lebih dari satu hotel. Petugas haji harus juga dapat mengantisipasi jika ada petugas distribusi perusahaan katering yang belum memahami lokasi hotel tempat tinggal jemaah haji Indonesia.

Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah jika pihak perusahaan secara sepihak mengganti menu tanpa memberikan informasi terlebih dahulu kepada pengawas katering dan adanya keterlambatan mendistribusikan kelengkapan konsumsi. Elmiyati berharap semua tantangan ini bisa diantisipasi dini sehingga layanan katering bisa berjalan optimal.

Khusus untuk konsumsi di Makkah, Elmiyati menggarisbawahi pentingnya peran petugas untuk memastikan setiap perusahaan katering mendistribusikan makan dengan menggunakan heater atau foodwarmer. Tantangan lainnya, pemilik hotel tidak menyiapkan ruang distribusi makan dan penyimpanan buah dan air minum serta daya listriknya. Untuk itu, ketersediaan layanan fasilitas di hotel itu harus dicek sejak awal.

Elmiyati juga meminta para petugas untuk mengawal cita rasa masakan Indonesia (kemenag.go.id)



BACA INFORMASI PENTING LAINNYA

No comments

Theme images by mattjeacock. Powered by Blogger.