AKHLAK TERCELA (PENGERTIAN ANANIAH, GHADAB, HASAD, GHIBAH, NAMIMAH)

AKHLAK TERCELA (PENGERTIAN ANANIAH, GHADAB, HASAD, GHIBAH, NAMIMAH)

A. Ananiah
1. Pengertian Ananiah
Ananiah atau egois asrtinya segala perbuatan atau tingkah laku yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa memperhatikan lingkungan sekelilingnya, dan kepentingan bersama (masyarakat banyak). Perbuatan tersebut sangat bertentangan dengan ajaran islam, di mana islam mengajurkan kepada umatnya untuk memeperhatikan dan saling tolong-menolong antara satu dengan yang lain dalam hal kebaikan dan takwa.


Firman Allah SWT  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah[389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram[390], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya[391], dan binatang-binatang qalaa-id[392], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya[393] dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS Al Maidah: 2)

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kita dianjurkan untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa, serta memperhatikan lingkungan yang serba kekurangan dan dilarang saling tolong-menolong dalam hal kemaksiatan dan dosa.  Allah SWT juga menjelaskan dalam ayat yang lain : “….mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin) dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Qs. Al Hasyr : 9).
Sedangkan dalam ayat lain Allah berfirman “Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkan dia mengeluarkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orangyang mendustakan ayat-ayat kami. maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (Qs. Al A’raf  : 176)

Rasulullah SAW. Bersabda “Sebaik-baik ,manusia adalah yang selalu bermanfaat kepada manusia lainnya.” (HR. Bukhari)

Maksud dari ayat dan hadits di atas adalah setiap orang butuh akan pertolongan orang lain dalam berbagai keadaan. Contoh: waktu menyeberang di jalan raya, kamu melihat seorang buta auat nenek-nenek mau menyeberang. Apakah kamu membiarkan mereka menyeberang sendirian? Apakah yang kamu lakukan terhadap mereka?

2. Bahaya sifat egois
 Adapun bahaya dari sifat egois itu adalah:
a.       akan dijauhi oleh teman/masyarakat
b.      menimbulkan permusuhan
c.       retaknya tali persaudaraan/pergaulan

3. Cara menghindari perbuatan tersebut antara lain sebgai berikut:
  1. menyadari bahwa sifat egoismerugikan orang lain,
  2. meningkatkan iman dan taqwa
  3. menjauhi sifat tamak.

Pengertian Ghadab
B. Ghadab

1.  Pengertian Ghadab
Ghadab (pemarah) artinya orang yang suka marah. Sedangkan marah artinya berontaknya jiwa dalam menghadapi sesuatu yang tidak disenangi atau marah adalah luapan hawa nafsu, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan yang tidak terkendali.

Dalam pergaulan hendaknya manusia jangan mudah marah. Apabila arah karena hal-hal yang sepele, yang sebenarnya tidak perlu marah,tetapi menjadi marah besar (murka). Hal yang demikian tidak sesuai dengan pribadi muslim yang sebenarnya. Sebab selain menganjurkan agar kita menjadi pemaaf, suka maafkan kesalahan atau kehilafan orang lain agar persaudaraan dapat terpelihara dengan sebaik-baiknya.

Disekolah ada seorang guru yang sabar dalam menghadapin perilaku siswanya. Meskipun siswanya tidak memeperdulikannya, namun ia tetap melaksanakan kewajibannya sebagai guru dengan baik, bahkan ia tetap menyayangi siswanya. Pada suatu ketika ia mendadak marah, anak-anak tidak ada yang berani berbicara dan mereka tidak mengerti apa penyebabnya, sehingga mereka diam semuanya.

Sikap guru tersebut sangat bertentangan dengan norma agama, padahal islam menganjurkan kepda umatnya untuk bersabar bila mengadapi ujian atau cobaan. Permasalahan tidak boleh dihadapi dengan marah. akan tetapi harus dihadapi dengan penuh kesabaran.
Sabda Rasulullah SAW. “Janganlah kamu memutuskan suatu perkara antara yang bersengketa ketika engkau dalam keadaaan marah.” (HR. Bukhari)

Al Ghazali juga mengatakan bahwa orng tyang sabar ialah orang yang sanggup bertahan dalam mengadapi gangguan dan rasa sakit, yang sanggup memikul beban yang tidak disukainya, yang sanggup mengendalikan kemarahan.
Firman Allah SAW. “Hai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan dengan sabar dan sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang sabar.” (QS Al Baqarah: 153)

Allah SWT juga menjanjikan kepada orang-orang yang sanggup menahan amarahnya dengan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. “…..dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disedikan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memanfaatkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Qs Ali Imran : 133 –134)

Jika terlajur marah, maka sikap yang diajarkan Rasulllah SAW adalah “Sesungguhnya marah itu dari syetan dan sesungguhnya setan itu dijadikan dari api dan pai akan mati dengan (disiram) air, maka apabila marah seseorang di antara kamu, maka berwudhulah.” (HR Abu Dawud)

Demikianlah, kita harus mampu menahan amarah, karena amarah itu datangnya dari syetan yang akan senantiasa menyesatkan kita, sehingga kita akan berbuat yang tidak seharusnya kita lakukan. Orang yang kuat bukanlah orang yang kuat dan menang dalam bergulat melainkan orang yang sanggup menahan marahnya.
2. Bahaya sifat pemarah
Adapun bahaya sifat pemarah antara lain:
  1. dibenci oleh Allah SWT, teman dan masyarakat
  2. menimbulkan permusuhan
  3. retaknya tali persaudaraan

3. Cara menghindari sifat pemarah antara lain sebagai berikut:
a.       membaca ta’awuz
b.      seringlah membaca istigfar
c.       apabila marah segeralah mengambil air wudhu
d.      jika saat marah itu kita sedang berdiri, segeralah duduk dan jika dalam keadaan duduk, segeralah berbaring


Pengertian Hasad

C. Hasad

 1. Pengertian Hasad
     Hasad artinya menaruh perasaan benci, tidak senang yang amat sangat terhadap keberuntungan atau kenikmatan yang di peroleh.
Hasad merupakan akhlak yang tercela, harus dihindari dalam kehidupan sehari- hari. Wujudnya seperti memusuhi, menjelek- jelekan, mencemkan nama baik orang lain, dan lain- lain. Sabda Rasullah “Telah masuk kedalam tubuhmu penyakit – penyakit umat dahulu, ( yaitu ) benci dan dengki. Itulah yng membinasakan agama, buakan sengki mencukur rambut.”  ( Hr. Abu Daud Tirmidzi )                                                                               

Hadits diatas menjelaskan apabila manusia apabila manusia saling mendengki, maka ajaran agama dan segala tatanan hukum tidak akan mengaturnya. Sehingga Rasulullah SAW mengibaratkan sifat dengki bagaikan api yang membakar kayu bakar.

2. Bahaya Sifat Hasad
    Rasulullah SAW menggambarkan buruknya sifat hasad seprti api yang membakar kayu bakar, sebagia perusak dan penghancur Sendi-sendi agama, artinya orang bersikap dan berbuat dengki pada dasarnya sama dengan penghancur agama. Hasad harus dihindari karena merugikan diri sendiri ataupun orang lain. Adapun bahaya hasad antara lain:

  1. menimbulkan permusuhan dan pertikain
  2. menimbulkan perasaan dendam
  3. menghilangkan persahabatan
  4. tidak disenangi oleh orang banyak
  5. menghilangkan semua aml baik yang telah dilakukan
  6. dibenci Allah SWT ( mendapat dosa )

1.      cara menghindari sifat hasad ( dengki )
      Cara menghindari sifat hasad,antara lain
    a. meningkatkan iman dan taqwa kerada Allah SWT.
    b. mendekatkan diri kepada Allah SWT,dengan harapan hati dan pikiran menjadi
        tenang.
    c. menyadari bahwa hasad dapat menghupus kebaikan.
    d. mempererat tali persaudaraan guna terjalin kerukunan dan kebersamaan
    e. meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT
    f. menumbuhkan sifat qan’ah ( merasa cukup terhadap apa yang dimiliki )


Pengertian ghibah

D. Ghibah

1. Pengertian ghibah
    ghibah dalm bahasa disebut mengumpat dan mengunjing. Sedangkan menurt istilah ghibah adalah menyebut atau memperkatakan seseorang dibelakng dirinya apa yang dibencinya. Ghibah terjadi antara lain disibebkan kedengkian, mencari muka atau mengolok – olok dengan tujuan untuk menjatuhkan martabat orng yang diumpat atau mengurangi rasa hormat orang lain kepada orang tersebut.

Perilaku Ghibah ini adalah sesustu hal yang dilarang oleh Allah SWT dan rasul- Nya. Firman Allah SWT. “dan janganlah kamu mencari – cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian mengunjing sebahagian yang lain. Sukakahsalah seorang diantara kamu memakn daging saudaranya yang mati? Maka tentulah merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” ( Qs. Al Hujarat : 12 )

2. Akibat negatif Ghibah
    Akibat negatif yang ditimbulkan perbuatan Ghibah antara lain :
a.  menimbulkan perpecahan umat, pertengkaran atau bahkan pertempuran.
b. Merusak persaudaraan antara muslim
c. tidak akn masuk surga, karena Allah SWT membecinya
d.            melemahkan kekuatan umat islam karena tidak adanya persatuan dan kesatuan

3. Cara Menghindari perbuatan Ghibah
a.  menyadari bahwa Allah SWT membenci orang yang memggunjing ( Ghibah )
b. mengingat bahwa kita juga memiliki kekurangan, karena tidak ada manusia yang          tidak memiliki cela atau aib yang memunkinkan untuk digunjing orang lain.


Pengertian Namimah
E. Namimah
1. Pengertian Namimah
    Namimah atau mengadu domba adalah usah atau perbuatan seseorang baik berupa ucapan atau perbuatan yang bertujuan mengadu domba satu orang dengan orang lain, satu golongan dengan golongan yang lain, dan lain sebagainya.Perbutan namimah adalah perbuatan yang dibenci orang Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya. “dan janganlah engkau patuhi orang – orang yang suka bersumpah dan suka menghina , suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah.”    ( QS. Al Qalam : 10- 11)                                                                

Orang yang terbiasa dengan sifat naminah akan slau berbuat kerusakan dimana pun dan kapanpun, apalagi sifat ini sudah terpatri kuat dalam hati. Orang – orang seperti akan selsu menggunakn siasat buruknya untuk kepentingan pribadinya. Selain itu, ia akan selalu mencela orang lain dengan kesana kemari menyebar fitnah, mereka adalah orang yang selalu bersama – sama berada ditengah – tengah dengan tujuan untuk menghasut, membuat huru – hara, dan kerusakan .

2. Dampak negatif namimah
    Adapun beberapa akibat negatif yang ditimbulkan dari sifat namimah antara lain sebagai berikut :
a. Dapat merusak hubungan baik antar sesama manusia
b.Orang yang memiliki sifat namimah akan dikucikan darii kehidupan masyarakat,
   dan diperlakukan buruk lainnya.
c. Orang yang memiliki sifat namimah akan mendapat siksa kubur. Rasulullah saw              
   bersabda : “Sesungguhnya Rasulullah Saw melewati dua kuburan, lalu Rasulullah bersabda penghuni kedua kuburan ini telah disiksa bukan karena melakukan dosa besar. Yang satu tidak membersihkan kencing dan yang lain berjalan untuk mengadu domba.”( H.R. Asy- Syakhani )

  d. Mendapat siksa dari kubur
Rasulullah SAW bersabda: “ Dan Abu Darda berkata : “Rasulullah bersabda : setiap orang yang menyebarkan pada seseorang dengan kalimat untuk melakukan di dunia, maka baginya atas Allah siksa yang menghancurkan di neraka pada hari kiamat.”   ( HR. At. Tabaini )

3. Cara menghindari perbuatan namimah
a. menyadari bahwa perbuatan tersebut dibenci oleh Allah SWT, dan orang melakukannya akan mendapat siksa yang pedih, baik dilam kubur maupun di akhirat.
b. Menyadari bahwa sesama muslim adalah saudara yang harus saling menolong, bukan saling bermusuhan.
c. Memahami bahwa perpecahan akan berakibat sangat merugikan bagai semua elemen masyarakat.
d.      Menumbuhkan dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.




= Baca Juga =



9 comments:

Theme images by mattjeacock. Powered by Blogger.